Ok Jack, cukuppp… “ pikirku dalam hati
Ya aku masih mencintainya, tapi dia dengan begitu mudah melupakan aku
asyik dengan wanita lain bahkan di taman di tempat umum seperti ini, apa
dia benar-benar sudah melupakanku ?? apa arti seorang Karen baginya
hanya sebatas ini.Aku menunggu, menunggu dia menelponku di hari ulangtahunnya, mengundangku di hari ulangt ahunnya yang semoga bisa menjadi jalan untuk kami kembali bersama tapi ?? 10 hari berlalu yang kudapati sekarang dia malah asyik dengan seorang adik kelas dan terlebih.. dia mencium pipi gadis itu.
Cukup Jacksen Andres, Cukup..
———————————————————————————–
Angel
tersenyum melihat Vina yang berhasil memberikan kepuasan padanya,
sambil tetap menjaga kesuciannya, Vina pun naik dan memeluk Angel dengan
erat, tatapan matanya begitu lembut seolah menatap orang yang begitu
dicintainya, sambil membelai halus rambut Angel.
“ Kamu tahu ? kenapa cowo selalu ingin pasangannya itu virgin, sedangkan
dia lebih banyak bermain diluar sana ? Vina bertanya sambil mencium
kening AngelAngel menggeleng tak yakin
“ Kamu tuh, padahal dah pernah disakitin sama cowo, tapi masih aja polos gitu ya.. “ Vina tersenyum kecil,
“ Mereka itu mahluk yang paling egois, mereka suka banget membohongi dirinya sendiri.. “ Jelas Vina
“ Mereka suka dengan kebanggaan palsu, mereka suka terlihat superior di depan wanita, “ , “ Makanya mereka suka dengan wanita penggoda yang selalu berusaha menampilkan seberapa superiornya mereka, berpura-pura terpuaskan oleh mereka.. Padahal.. “ Vina berdiri mengambil rokoknya dari atas meja rias Angel dan menyalakannya.
“ Padahal mereka itu, takut kalau tidak mampu mempuaskan pasangannya, terlebih kalau dibandingkan dengan mantan dari pasangannya itu.. “,” Mereka itu mahluk yang narsis, tapi juga pesimistis “ Vina tertawa kecil sementara Angel tertawa kecil mendengar argument Vina.
“ Makanya, mereka suka banget sama cewe kaya kamu ya, berusaha mendominasi cewe-cewe kayak kamu..
“ Angel tersenyum dan memeluk tubuh Vina yang masih polos dan menciumnya
“ Ga koq, mereka cuma sekedar tertarik dengan cewe kaya aku, mereka mencari kebanggaan kalau bisa tidur dengan wanita kaya aku, dan cerita kesemua teman-temannya, berbeda dengan kamu, mereka mungkin akan berusaha mengejar kamu, menikahi kamu, tapi mereka takud kalau kamu kecewa dengan mereka, makanya aku akan melindungi kamu dari lelaki seperti itu “ Vina terdengar mantab dengan kata-katanya.
“ Dasar makasih ya sayang.. “ Angel mencium bibir Vina dengan begitu mesra.
“ Baru pulang Jack ?? “ Sapa ramah seorang ibu sambil menuang secangkir the di ruang tamu rumah.
Jack tertegun sesaat, dia tahu Mama Papanya akan menyempatkan untuk datang ke tempatnya hari ini sebelum meneruskan perjalanan mereka ke China untuk mengurus pembelian lantai marmer untuk proyek perumahan terbaru mereka di Semarang.
Tapi satu yang tak di sangkanya adalah kehadiran Karen di tengah mereka
saat ini, dia menarik nafas sesaat melihat kecantikan Karen, gadis yang
telah menawan hatinya beberapa tahun ke belakang ini, dia terlihat
begitu cantik, meski dengan polesan kosmetik sederhana, kacamata model
korea berwarna hitam yang begitu cocok di wajahnya, ditambah lagi rambut
semi curly
Jack tertegun sesaat, dia tahu Mama Papanya akan menyempatkan untuk datang ke tempatnya hari ini sebelum meneruskan perjalanan mereka ke China untuk mengurus pembelian lantai marmer untuk proyek perumahan terbaru mereka di Semarang.
yang begitu indah, Jack tertahan berusaha sebiasa mungkin di depan ke tiga orang itu.
“ Iya mah, udah makan ?? datang jam berapa sama papa ?? “ Tanya Jack,
sambil menaruh tasnya di dalam kamar. Dia melewati Karen begitu saja,
sementara Karen mengambilkan air minum di dalam gelas untuk Jack, yang
membuat Jack tak bisa menolak untuk berhadapan langsung dengan mantan
kekasihnya itu.“ Udah makan koq, tadi sama Karen, baik banget loh calon menantu Mama ini yang sampe ngosongin jadwalnya hari ini, buat jemput Mama dan Papa di bandara. “ Mamanya terlihat sangat bangga dengan Karen, si ‘calon menantu’ sambil memeluk Karen erat.
Jack hanya tersenyum kecil “ Kan aku juga bisa jemput di bandara, suka banget sih ngerepotin orang lain “ katanya
“ Ya gimana mau dibilang orang lain sih, Kalian ini udah pacaran berapa lama mama udah anggap Karen anak sendiri, Papa juga setuju kan ?” kata Mamanya setengah memaksa
Pak Andreas hanya tersenyum sambil meminum teh yang tadi dituangkan oleh istrinya
“ Hahaha, “ Jack tertawa kecil, “ Jadi nanti jam berapa berangkat lagi Pah ?? “ Tanyanya, sambil duduk di samping Papahnya
“ Nanti sore jam 5 an “ Jawab Om Andreas sambil memberikan sebuah map berisi gambar Marmer yang akan dibelinya.
Jack mengambil map itu, melihat sebuah denah di dalamnya sebelum kemudian mengambil brosur Marmer itu, dia mengambil satu buah pulpen dari atas meja dan memilih beberapa model marmer dengan memberikan tanda silang di dekat fotonya.
“ Yawda nanti aku aja yang anter ya ? “ tawar Jack sambil memberikan map itu lagi ke Papahnya
“ Ga usah, nanti dari kantor disini ada supir yang jemput, kamu temenin aja Karen dia kan ada pemotretan hari ini “ Jawab Papahnya, sambil memberikan list harga marmer itu pada Jack “ Kamu liat yang BG-63 itu harganya terlalu mahal, kalau kita paksain pake harga ini nanti harga jual pasti ningkat karena ada pertimbangan di pajak bea masuknya yang terlalu tinggi “ Kata Om Andreas sambil menepuk kaki anaknya dia tersenyum, seperti puas dengan insting anaknya yang makin terasah untuk meneruskan bisnis keluarganya ini. Memang masih kurang di sana sini tapi dari sekilas anaknya itu mulai bertambah matang.
Jack mengangguk kecil, dia tak mendebat apapun perintah Papahnya, hanya melirik sesaat melihat Mamahnya yang asyik berbicara dengan Karen
“ Aduh om, maaf baru sampai nih pulang kuliah saya “ Edison mengetuk pintu dan masuk ke rumah itu tanpa menunggu.
“ Wah udah lama ga ketemu ya, “ Sambil tersenyum Om Andreas menjabat tangan Edison “ Duduk, duduk gimana kuliahnya ?? “
“ Ah biasa aja, nilai IP ga naik-naik ini, gawat “ dengan pembawaanya yang santai Edison membawa pembicaraan kearah yang lebih ringan
“ Hahaha, ya yang penting belajar yang bener aja, kemaren om baru ketemu Papah kamu tuh, ada Alice juga di Semarang, katanya ga mau pulang kemarin gara-gara punya pacar di sini “ kata Om Andreas
“ Iya om, kemarin Papah juga sempet telepon, bukan gara-gara punya pacar om, tapi ambil semester pendek supaya ga ada nilai yang C, oh iya besok juga Alice mau datang kesini.. “ , “ Ini boleh dimakan ya om ?? “ Edison mengambil sepotong brownies di meja tamu
“ Boleh, boleh dimakan ayo, ini yang om suka dari kamu, ga pernah pikir panjang langsung di kerjakan, ga kaya si Jack ini yang lebih banyak berfikir di banding bekerja “ Om Andreas menggunakan kesempatan ini untuk menasehati anaknya.
“ Ya, ya yap ah, cukup cukup… “ Jack hanya tersenyum kecut, dia melihat Edison yang memberi tanda kebingungan melihat Karen di rumah itu.
“ Edison, sini ayoo Tante bawain makanan nih dari Semarang buat kamu, “
Edison pun berjalan menuju ruang makan tempat Mamah Jacksen dan Karen duduk sambil berbicara santai, Edi tahu dia harus berusaha sebiasa mungkin meski dia kaget dengan kehadiran Karen disana.
“ Waduh tante, jadi ga enak nih ngerepotin “ Kata Edison melihat bagaimana Tante Hilda Mamah Jack membawakan makanan kesukaannya itu
“ Ini semua kan makanan kesukaan kamu, jadi harus kamu habiskan ya ” Ingat Tante Hilda
“ Pasti Tante, ga akan saya bagi ke Karen juga, saya habiskan semua sendiri “ , “ Jangan minta ya Ren Hahahaha “ Edison tertawa yang dibalas tamparan kecil ke tangan Edison oleh Karen
“ Udah sini makan, belum makan siang kan ?” Tante Hilda di bantu Karen membawakan piring dan sendok untuk Edison menyantap makanan yang dibawakannya.
Memang hubungan Edison dengan kedua orangtua Jacksen, terutama Tante Hilda sangat baik, sejak kecil setelah perceraian kedua orangtuanya, Edison lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Tante Hilda dibanding dengan Papahnya yang sibuk dengan bisnisnya, setiap pulang sekolah sampai malam dia pasti berada di rumah Jacksen, mengerjakan PR maupun bermain bersama yang membuat Jack dan Edi begitu akrab sejak kecil, itu juga yang membuat hubungan Jacksen dan Edison menjadi begitu erat.
Tak terasa waktu berlalu hingga akhirnya mobil yang menjemput Om Andreas, dan Tante Hilda datang, Jack dan Edi membantu membawakan koper itu ke mobil bersama Karen,
“ Ati-ati ya Pah , kabarin aku begitu landing di Pudong “ kata Jack sambil menutup pintu untuk Om Andreas
“ Iya, nanti Papah telepon kamu, sekarang kamu anterin Karen dulu dech ke tempat pemotretannya ya, ““ Edi kamu kasih tau tante, kalau Jack sama Karen berantem ya “ Ingat Tante Hilda
“ Hahaha, siap tante, udah ga pernah berantem lagi koq “ Jawab Edison, kalimat yang sama namun memiliki arti yang berbeda untuk kedua orangtua Jack, dengan Jacksen dan Karen
Tak lama mobil itu pun meninggalkan rumah Jack, Edison menarik nafas panjang dia tahu lebih baik memberikan kedua mantan kekasih itu waktu untuk diri mereka sendiri.
“ Yawda ya, gw tidur dulu dech nanti sore mau kencan hahaha “ Kata Edison enteng sambil berjalan menyeberang jalan menuju rumahnya
Tak ada jawaban, Jacksen hanya menarik kecil Karen masuk dalam rumah
“ Kasar banget sih “ Protes Karen, sambil melepaskan cengkraman tangan Jack yang
“ Kamu, apa-apaan sih ? “ Tanya Jacksen sambil menutup pintu rumahnya,
“ Apa-apaan apanya sih ?? Biasa aja kali, emank ada yang salah dengan ketemu kedua orangtua kamu ? “ Jawab Karen enteng.
“ Ya, tapi kita kan ? Udah satu tahun kita ga ketemu, dan ?? “
“ Dan apa ?? “ Tanya Karen, sambil membereskan barang bawaanya
“ Ya, bahkan kamu ga ucapin selamat ulangtahun buat aku.. “ Balas Jack
“ Hmmmm, jadi kamu berharap aku ucapin selamat ulangtahun buat kamu dua minggu yang lalu ? “ goda Karen
“ Ya, bukan gitu lah.. “ Jacksen menjadi salah tingkah,
“ Ini hadiah buat kamu, aku dah siapin dari satu bulan yang lalu, aku cuma ragu kapan harus kasih ke kamu,.. “ Karen mengeluarkan sebuah kado berukuran kecil dari dalam tasnya, dan memberikannya pada Jacksen
“ Bukan ini yang aku mau, “ Jawab Jack
“ Iya aku tahu, kamu pasti berharap yang lain, kalau gak ga mungkin kamu belum bilang ke
orangtua
kamu, kalau kita udah putus kan. “ Karen mencium Jack di pipinya,
sebelum berjalan keluar, membiarkan Jack larut dalam kebingungannya.
##
“ Wahhhhhh bagus banget… “ Angel berteriak girang sambil berlari kecil di atas pantai pasir
Jack hanya tersenyum sambil duduk di salah satu sofa yang menghadap kearah pantai, angin pantai yang tak terlalu kencang malam itu, masih mampu membuat rambut Angel yang panjang indah melambai, suasana malam di tambah obor sebagai penerangan malam yang menambah keromantisan suasana.
“ Dibilangin kan, kamu pasti suka.. “ Jawab Jack sambil memilih menu makanan, “ Kamu mau makan malam apa ? “
“ Apa aja dech, aku ga pentingin makannya, tempatnya keren banget apa namanya sih ?? “ Angel mengintip daftar menu yang dipegang oleh Jack
“ Namanya Seggara, dasar kamu memang di Makassar ga ada tempat kaya gini ya ? sampai udik gitu “ Canda Jack
“ Ich jahat, malah aku dibilang udik “ Angel mencubit lengan Jack
“ Awwww, sakit tau, yawda terserah aku nih makananya ?? kamu makan tapi ya harus “
“ Jangan banyak-banyak, aku jarang makan malem “ Protes Angel
“ Dasar Cewe, diet terus.. “ Jawab Jack sambil memesan makanan pada waitress yang sejak tadi menunggu.
Angel terus bercerita sepanjang mereka menunggu makanan itu datang, sesekali Jack ikut bercerita tapi dia lebih banyak diam, sambil memegang ipod di tangannya.
“ Kamu kenapa koq ? “ Tanya Angel, dia menyadari Jack yang lebih banyak melamun hari ini
“ Eh, enggak kenapa gitu ?? “ Jack beralasan
“ Yang bener, ada janji ya ? sampai melamun gitu… “ Angel menampilkan mimic wajah binggungnya seperti biasa.
“ Ich, jangan ngeliat kaya gitu, ga tahan liatnya “ Jacksen protes melihat wajah Angel yang begitu lucu
“ Emank kenapa ? abis jahat, Angel dibiarin ngmonk sendirian dari tadi “
“ Iya sory ya, tadi abis ketemu Papah Mamah, jadi keingetan sama omongan mereka “ Jawab Jack sekenanya.
“ Owh, pantesan benggong terus, pasti abis dimarahin karena IPnya jelek ya “ Angel tertawa kecil
Dan tiba-tiba dia merebut IPod ditangan Jack, Jack berusaha merebutnya lagi, namun terlambat dia tidak bisa melakukan tindakan ektreme dengan memaksa Angel mengembalikan IPod yang merupakan hadiah dari Karen tadi sore.
“ Wih, baru nih, masih mulus banget, liat ya… pengen tau suka music yang gimana “ Angel tertawa sambil memainkan IPod itu
Jemarinya memainkan layar sentuh IPod itu hingga berhenti di folder Gallery yang berisi gambar-gambar Karen, Jack hanya bisa berusaha senormal mungkin agar tak menimbulkan kecurigaan Angel tentang Karen.
“ Owh, suka juga ya sama Karen, aku suka banget nih waktu dia di videoclip ini, “ Angel menunjuk-kan layar IPod yang menampilkan Karen tengah berlarian diiringi dengan suara music.
Karen memang terlihat sangat cantik di video clip itu, sejak membintangi video clip itu juga namanya melambung di dunia permodelan, meski belum membintangi sinetron atau film layar perak, tapi dia makin sering menjadi model untuk produk-produk kecantikan.
“ Katanya dia kuliah di tempat kita juga kan, hmmm seangkatan lagi sama ko Jack… “ Angel terlihat begitu antusias,
“ Haha, masa sih ?? Ga tau tuh “ Jack berbohong
“ Iya bener loh, nanti dech pasti suatu saat kita ketemu, dan Ko Jack pasti tergila-gila sama dia… cowo kan gitu “ Angel terlihat begitu bersemangat, tanpa tahu kalau yang tengah dibicarakan adalah mantan kekasih orang yang berada di depannya.
“ Ah, udah ah, ga usah ngmonk yang enggak enggak, makan aja yukk “ Jack berusaha mengalihkan pembicaraan, kebetulan makan malam mereka datang di saat yang tepat
“ Wah, banyak banget, gimana mau menghabiskannya ?? “ Angel terlihat binggung dengan makanan yang dipesan oleh Jack, ada udang, Ikan dan Kepiting dan beberapa jenis sayur.
“ Pasti abis dech, liat perut kamu buncit gitu, masa ga bisa nampung.. “ Ejek Jack
“ Enak aja, awas ya…. Mananya yang buncit “ Angel berdiri dan memperlihatkan perutnya yang betul-betul rata,
“ Hahaha, udah ah diisengin aja tau… “ Jack mengambil seekor udang bakar dan menyuapinya ke mulut Angel, Angel terlihat malu-malu sesaat sebelum kemudian membuka mulutnya dan mengunyah udang yang disuapi oleh Jack tadi.
##
“ Makasih banget ya Ko, sudah ngajak aku jalan mala mini, tempatnya bagus banget walaupun udangnya ga matang tadi “ Ucap Angel di depan pintu rumahnya, sambil tersenyum malu
“ Iya dech, Angel janji.. tapi ga di tempat semahal tadi ya, Angel ga punya uang jajan sebanyak itu.. “ senyum Angel
“ Bukan masalah makanan atau tempat, tapi cuma pengen selalu sama kamu, itu cukup koq “ Jack mengeluarkan kata-kata gombalnya..
“ Gombal dasar… “ Angel mencubit lagi lengan Jack
“ Aduhhhhh sakit tau, cubitan kamu tuh.. “ Jack menggerutu.. “ Eh…. “ Bisiknya
Dia terlihat binggung sesaat sebelum kemudian dengan jempolnya dia berusaha menyentuh pipi Angel
“ Kenapa Ko ?? “ Angel terlihat binggung.
“ Sttttt “ Jack terlihat begitu serius, dia menyentuh pipi Angel yang merona merah karena jarak wajah mereka yang begitu dekat.
Tak menunggu lama, Jack mencium bibir Angel bukan ciuman flirting hanya sentuhan lembut di bibir gadis yang tengah merona merah itu.
Angel terdiam, dia tak membalas tak berusaha menghindar juga tak membalas ciuman itu.
Sadar Jack terdiam sesaat, dia mencium bibir Angel sekali lagi ringan sebelum kemudian menarik wajahnya, sambil tersenyum dia berkata.. “ Gud nitez ya… thanks for today “ dia tersenyum sebelum berjalan menuju mobilnya dan berjalan pergi, meninggalkan Angel yang terdiam karena ciuman itu dengan jantung yang berdegub kencang.
“ Heyyyyyyy “ Tepuk seorang gadis dari balik pintu rumah Angel
Angel terlonjak kaget tersadar oleh tepukan di bahunya “ Ci Vina ngagetin aja dech… “
“ Hahaha, habis tumben banget sampai benggong gitu, dan ga biasanya lagi.. “ Sindir Vina
“ Ga biasa apanya ci ?? “ Angel berjalan masuk sementara Vina mengunci pintu rumah dan mengikuti Angel yang berjalan kearah dapur, mengambil segelas air mineral dan meneguknya dengan cepat, Vina duduk di barstool tepat di depan Angel
“ Ya ga biasanya .. “ Vina dari kata-katanya terdengar sedikit cemburu
“ Ga biasanya apa sayang… “ Angel memeluk kecil Vina
“ Ga biasanya kamu biarin cowo cium kamu, ga biasanya juga kamu sampai binggung gitu di depan cowo.. “ Vina beralasan“ Dasar, cemburu huney… “ Angel mencium Vina sesaat.. “ Tuh, aku cium kamu.. puas kan ?? “
“ Ya, Ya, Ya… tapi tetep aja kamu ga bisa memastikan perasaan kamu kan.. “ Vina masih mengejar
“ Perasaan yang mana ya ?? “ Angel berkelit
“ Ya perasaan kamu, sama Jacksen Andres itu… “ ujar Vina to the point
“ Owh, yang itu… jujur… perasaan aku ke dia.. ‘mungkin’ “ Jawab Angel
“ ‘mungkin’ hmmmm “ Vina terdengar sedikit kecewa
“ Sayang, masih mungkin kan, dan yang pasti aku sayang banget koq sama ci Vina… jangan cemburu lagi ya.. “ Angel merayu Vina dengan pelukannya.
“ Ya ya, mudah-mudahan aja begitu.. “ Vina menjawab dengan nada ragu
“ Kamu jadi pergi besok sayang ?? “ Tanya Angel, melihat tas yang tengah di siapkan oleh Vina di ruang tamu.
“ Itu, iya lumayan dech jalan-jalan ke puncak 3 hari, Jumat, Sabtu dan Minggu.. Gratis pula.. “ Vina tertawa kecil
“ Sama Peter ?? “ Tanya Angel penasaran.
Vina mengangguk sambil mengambil sebuah bikini two piece dari dalam tas-nya
“ Bagus ga ?? Dari Peter dan Mahal harganya “ Vina tertawa..
“ Ya, pasti dech semua dari Peter tuh mahal “ Angel terlihat mengembungkan pipinya kesal.
“ Jangan cemburu sayang… “ Bisik Vina
“ Ga, mau gantian cemburunya.. kalau kamu pergi 3 hari gitu gimana bisa ngehindarin buaya kaya Peter coba… “ Angel merajuk “ Dan lagi nanti di cium kamu, peluk-peluk kamu.. “
“ Hahaha, dasar… kamu ga percaya sama aku ? Masa ga percaya sama Vina ?? Vina pasti bisa ngakalin buaya kaya Peter.. tenang aja ya aku ga akan biarin dia nyentuh aku, kan aku dah bilang kalau aku tuh cuma buat kamu aja seorang sayang.. “
“ Yahhhhhh mudah-mudahan aja ya “ Angel berkeluh kesah.
##
“ Jadi gimana Jack ?? “ Tanya Edison sambil sibuk bermain tenis dengan kinect di xbox nya
“ Ya, gimana sama Karen.. “ Edison meloncat setelah memenangkan permainan itu.
“ Karen, hmmm “ Jack menutup majalah yang tengah dibacanya itu, wajahnya terlihat serius “ Ya begitu”
Jack menjawab enteng sementara Edison terlihat kecewa dengan jawaban itu
“ Jack, udahlah.. yang tegas donk jadi orang.. “ Edison menasehati sahabatnya itu, tanpa Jack tahu Karen berulang kali menumpahkan perasaannya pada Edison, dan jelas kalau Karen masih sangat berharap untuk memperbaiki hubungannya dengan Jack
“ Tegas gimana lagi sih Lee “, “ Kayaknya gw dah cukup tegas dech “
“ Loe tau sebenernya loe tegas atau ga, sekarang juga loe bermain api dengan Angel kan ? “ Edison beralasan
“ Main Api, hmmmm.. “ Jack terkesan tak sependapat
“ Loe serius sama dia ? “ Tanya Edison lagi
“ Lee, loe tau gw, apa gw pernah main-main sama cewe ?? “ Jack balas bertanya
Edison menggeleng,.. “ Tapi loe tau kan, dia deket sama Vina.. “
“ Vina, emank kenapa sama Vina ?? Cantik kan ?? “ Jacksen tertawa renyah
“ Aghhhh seriuslah dikit.. loe tau kan reputasi dia, tanya Ryan atau Rey dech “ Jawan Edison malas meladeni Jack
“ Hahahaha, Bro.. orang ga bisa diliat dari lingkungan mana dia.. gw yakin Angel itu gadis baik-baik “ Jack memberikan alasannya
“ Ya, gw cuma berusaha waspada aja, ngasih tau loe.. “ Edison menjawab datar sambil memainkan kinectnya lagi, memulai permainan tenisnya lagi.
“ Ya, gw tau maksud loe koq bro, cuma gw juga banyak mempertimbangkan hal lain, tentang Angel tentang Karen.. “ Jack mengambil majalahnya lagi dan mulai membaca majalah itu lagi.
“ Kata Om Andreas bener, loe terlalu banyak berfikir.. “ Jawab Edison santai..
“ Ah, udahlah ga usah ngmonkin mereka, pusing gw.. “ , “ Gimana Jess ?? Masih marah ??? “ Tanya Jack
“ Enggak… kayaknya… mudah-mudahan…. “ Jawab Edison ragu
“ Selalu begitu, ribut karena hal-hal sepele… “
“ Aduh, yang gitu mana bisa dibilang sepele sih… “ Edison tidak bisa lagi berkonsentrasi pada permainannya.
“ Ya sepele kan, cuma masalah status aja di jejaring sosial.. “ Jack mencibir
“ Bro.. itu penting.. sekali lagi penting… “ Edison terlihat serius dengan perkataanya
“ Ah, bocah dasar… “ Jack malas menanggapi
“ Udah dech… besok mau ikut jemput Alice ?? “ Tanya Edison..
“ Boleh.. jam berapa ?? kangen sama Alice nih… “ Jack terdengar bersemangat mendengar Alice akan datang.
“ Udah, jangan semangat gitu gw jadi ngeri kalau loe bersemangat gitu “ Edison memang sangat memprotect Alice dari kejahilan Jack.
“ Ya, dia tuh adik loe, berarti adik gw juga bro… gimana sih.. “ tegas Jack..
“ Iya, tetep aja gw ngeri liat loe deket-deket sama dia.. “ Tutup Edison, sambil mengerakan tangannya mengikuti bola yang ada di layar Televisi.
————————————————
Bersambung
Bersambung
——-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar sopan saya segan.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.