Restless - Bentangan Sunyi
Sebelum nya saya mau ucapin terimakasih buat kompasian yang udah kasih Headline di postingan saya Malaikat Tanpa Sayap part IV
Buat temen2 semua yang udah support saya .
Buat temen2 semua yang udah support saya .
Buat Temen saya mas Arin Yang sudah kasih gambar untuk ilustrasi di Part V ini
Buat grup Planet Kenthir ( haha salam kenthir mania )
Regrats and Respect
Regrats and Respect
Malaikat Tanpa Sayap V
“ Cher… thanks ya, sory banget jadi ngerepotin loe pagi-pagi gini “ Kataku sambil menidurkan kepalaku di jok mobilnya, aku lupa kalau Rey bertukar nomornya dengan Cheryl yang membuatnya datang pagi-pagi sekali dan mengantarku ke rumah sakit.
“ Gapapa koq Ry, anytime “ Dia tersenyum. “ Darah loe banyak banget tadi, apa udah gpp ?? cepet banget loe keluar rumah sakitnya “ Dia terlihat kawatir, aku hanya tersenyum sambil memejamkan mataku,
“ Gapapa koq, beneran lagi Jenny maih sendirian di Kost kasian dia binggung kalau bangun nanti, udah siang lagi.. Cher sory boleh ke tempat gw kerja dulu ga? Sebentar aja .. “ tanyaku
“ Boleh koq, kan sekalian lewat kenapa emank Ry ? “ tanyanya
“ Gpp, gw mau beli makanan buat Jenny disana, kasian dia siang bangun pasti lapar, lagi kan ga mungkin gw kerja dengan keadaan kayak gini “
“ Oh, yawda… loe kayaknya sayang banget ya sama Jennifer “ Kata Cheryl dengan tampak iri yang lucu..
“ Hahaha, Rey juga kan sayang sama loe, wajar lah orang pacaran gitu.. “
“ Hah !! Mana ada Rey begitu ? loe cuma liat luarnya aja sih ! “ Cheryl beralasan,
“ Ya iyalah, masa sama-sama cowo liat dalemanya.. “ Aku bercanda kecil
“ Rese loe… ihhhhh “ Pukulnya yang membuatku berteriak kesakitan karena dia memukul di daerah memarku..
“ Aduh sory ryyy.. loe juga sih rese, eh beneran loe gpp ga dibebat gt, Cuma di plester sedikit ? “ Dia memprotesku yang tak mau dibebat sekeliling kepala, hanya kain kasa kotak yang menempel di daerah lukaku yang masih kututupi dengan rambutku.
“ Ga ah, kayak sekarat gw, lagi kalo gini kan gw lebih ganteng keliatannya.. “ candaku lagi
“ Ah rese loe, yawda turun yuk.. “ ajak Cheryl setelah memarkir mobilnya, dia membantu memapahku yang masih sedikit pusing, aku menuju tempat kerjaku dan bertemu Ardie untuk membujuknya longshift menggantikanku. Sebelum kemudian membelikan makan siang untuk Jenny.
###
Tempat tidurku kosong, aku mengambil ponselku dari kantung berusaha mencari Jenny, handphonenya mati, aku tak tahu harus mencarinya kemana, sementara mungkin lebih baik aku menunggunya disini, aku yakin dia pasti datang untuk memarahiku..
“ Ry, gw ke apotik dulu ya, kayaknya harus beli kapas kasa lagi dech buat luka-loe.. “ aku diam tak menjawab..
“ Yawda temenin gw keluar.. “ Cheryl menarik tanganku, di depan pintu sedikit berjinjit dia memeriksa luka-ku..
“ Tuh kan berdarah lagi, kenapa sih ga mau dijait aja.. “ aku hanya tersenyum menjawabnya, takud jarum jawabku.
Dia hanya tertawa kecil, dia pergi sebelum kemudian kembali melihatku yang sedang terdiam di pinggiran ranjang, dia mematikan lampu sambil memaksaku tertidur,,
“ Tiduran Ry, loe kayaknya banyak banget pikiran ya ? “ aku mengangguk sambil memaksakan ciuman.
Sementara diluar hujan makin bertambah deras, ponselku berbunyi, sebuah SMS, dari Jenny
Dia Didepan !!!
Sementara diluar hujan makin bertambah deras, ponselku berbunyi, sebuah SMS, dari Jenny
Dia Didepan !!!
Aku memaksakan diriku berlari, sementara kulihat mobil Jenny bergerak pergi semakin cepat, kupaksakan diriku untuk berlari mengejarnya sampai terjatuh, dia tak melihatku terjatuh ?? apa yang membuatnya marah ??
Sementara mobilnya makin menjauh dan Cheryl membawakan payung membantuku berdiri dan memapahku.
Ya Tuhan!.
Aku terus mencarinya, harus kemana aku mencarinya hingga ponselku berdering
Jenny menelpon-ku tapi seorang lelaki yang berbicara dengan ku dari ponselnya……
Jenny menelpon-ku tapi seorang lelaki yang berbicara dengan ku dari ponselnya……
Malaikat Bersayap Satu #2
Iya, aku terus berusaha menghubungi Jenny, dia mematikan ponselnya seolah sengaja menghindariku, apa dia marah melihat ada Cheryl di kamarku ? atau apa dia tak pernah sedikitpun merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan semalam, apa dia sama sekali tak ingin menanyakan bagaimana keadaanku sekarang ? bekas pukulan ini masih terasa nyeri di tubuhku. Tapi kemana dia ?
Aku menghela nafas panjang, sementara Cheryl hanya diam menatapku, tak sepatah katapun keluar dari mulutnya, aku hanya bisa tersenyum, atau lebih tepatnya memaksakan diri untuk tersenyum.
“ Kenapa Cher ?? “ Tanyaku mencairkan suasana
“ Loe yang kenapa..bodoh.. “ balasnya
“ Hahahaha, gw ga kenapa-kenapa koq, emank kenapa gitu ? “ Aku berusaha terlihat biasa saja
“ Loe tuh ga pernah bohong Ry, dan ga akan pernah bisa bohong.. “ , “ Terkadang boleh koq seseorang terlihat lemah. “ Dia memeluk pundak-ku, menaruh kepalanya di pundak-ku.
“ Cher.. “ Kataku. Aku tak nyaman dengan posisinya yang menaruh kepalany di pundak-ku.
“ Sory ry.. “ Dia sepertinya sadar dengan penolakan-ku. Dia menarik tanganku dan menatap wajah-ku dalam-dalam.
“ Ry…. Apa loe bener-bener sayang sama Jennifer ?? “ Tanya Cheryl
Aku mengganguk..
“ Bisa ?? Bisa kalau ada seseorang yang menggantikan Jennifer di hidup loe ? “ Pertanyaan yang aneh dari Cheryl.
Aku menggeleng .. sungguh aku tak tahu apakah aku bisa mencari seseorang menggantikannya..
“ Kenapa nanya gitu Cher ?? “ tanyaku
“ Ga, gpp.. kita kan harus siap dengan kemungkinan terburuk.. loe harus bertanya sama diri loe sendiri, apa dia yang terbaik buat loe ? “
Aku diam tak menjawab. Aku lebih memilih untuk terus mencoba menghubungi Jenny tetap tak ada satupun sms dan teleponku yang bisa masuk, sementara malam terus bertambah larut.
“ Loe ga pulang Cher ?? “ , “ Kasian loe pasti cape nemenin gw seharian, makasih ya.. “
“ Ga Ry, gpp koq gw mau nemenin loe, lagian masih ujan diluar.. loe makan ya ?? gw beliin makanan diluar supaya loe bisa minum obat.. “ Sungguh alasannya yang tak masuk akal. Aku hanya tersenyum mungkin dia begitu khawatir dengan keadaan ku.
Aku mengganguk yang membuat Cheryl beranjak pergi, aku sungguh butuh waktu untuk sendiri, 10-15 menit cukup.. sesaat setelah Cheryl pergi, aku memukulkan tanganku ke dinding, aku benar-benar tak tahu harus melakukan apa, aku meneteskan air mataku berat aku tak pernah merasa seberat ini sebelumnya, tak mudah bagiku untuk dapat mengerti apa yang terjadi, apa yang dulu pernah terjadi dan apa yang akan terjadi, haruskah ?? haruskah aku kehilangan dia ??
Cheryl datang dengan membawa makanan, nasi goring tanpa sambal seperti yang selalu aku pesan di kampus, setengah memaksa dia menyuapiku, aku hanya mengganguk karena lebih sibuk untuk berusaha menghubungi beberapa temannya yang aku kenal. Nihil mereka tidak tahu atau berpura-pura tidak tahu, hingga tiba-tiba ponselku berdering.
^^ My Lovely ^^ tercetak di layar ponselku
^^ My Lovely ^^ tercetak di layar ponselku
Aku bergegas mengangkatnya, apa Jenny sudah tidak marah lagi dan segera menghubungiku sekarang, tapi seorang lelaki yang berbicara di seberang sana, bagaimana caranya seorang cowo bisa memegang Handphone Jenny ?? dia mengatakan padaku sebuah tempat dimana aku bisa menemukan Jenny, mau tak mau aku harus mempercayainya..
Aku bergegas mengganti baju-ku, pikiranku kalut, antara percaya dengan tidak, tempat itu sebuah hotel dan aku harus percaya kalau Jenny sedang berada di hotel dengan seorang lelaki lain ?? kalau aku tidak percaya dan tidak datang ke tempat itu ? apa aku masih bisa mempercayai Jenny setulus dulu ??
Semua pilihan memaksaku untuk membuktikan sendiri, dan bila ternyata benar apa yang harus aku lakukan nanti ?
“ Cher gw pergi dlu ya, kalau u masih mau disini,kuncinya tolong taro di pinggir pot aja ya “ Aku tersenyum berusaha bersikap sewajar-wajarnya.
Cheryl menarik tanganku, “ Jangan pergi Ry, Jangan… “ bisiknya..
Aku bergeming, tetap berjalan keluar kearah pintu keluar kamarku,
Cheryl memeluk-ku sekarang, entah apa yang difikirkan olehnya.
“ Ry,… “ Dia memintaku untuk berbalik, setengah berjinjit dia mencium bibirku.
###
Aku akhirnya mengikuti juga apa yang dikatakan oleh orang itu, aku datang ke hotel itu, aku menyusuri lantai 16 sesuai dengan yang dikatakan oleh orang itu, pelan tiap sudut ruangan aku berusaha mencarinya, seperti orang bodoh yang tak tahu harus melakukan apa, aku hanya disuruh menunggu, menunggu.
Aku menunggu dalam resah yang membuatku terus berjalan berkeliling menyusuri lantai itu hingga kembali ke tempat aku berdiri tadi, entah sudah berapa kali aku mengelilingi lantai itu, hingga sebuah kamar terbuka, seorang gadis menutup pintu itu cepat dan menyenderkan tubuhnya di pintu itu.
Ya, dan aku harus melihat sesuatu yang terburuk yang bisa aku kufikirkan, Jenny, Jennifer Adrian satu-satunya wanita yang aku cintai.. berdiri di depan sebuah pintu kamar hotel, wajahnya terlihat begitu terkejut melihat kedatanganku..
Marah ya aku marah. Aku berjalan menyelusuri lorong itu melewatinya, aku memaksakan diri untuk tak menatapnya, kulewatinya dingin, berusaha untuk melewatinya secepat-cepatnya, langkah kaki yang kupaksakan untuk melangkah secepat mungkin, sakit jelas sakit sekali rasanya mengetahui bahwa orang yang kita sayang tengah berada di hotel sesuai dengan yang dikatakan orang itu di telepon.
Aku masuk ke dalam lift itu cepat, aku tahu Jenny tak berusaha mengejarku, aku berjalan cepat keluar hotel sesaat setelah pintu lift itu terbuka. Aku mengambil ponsel-ku, membuka sms yang masuk dari lelaki itu, dan menghubunginya, aku harus mempercayainya, mempercayai apa yang akan dikatakannya nanti.
Besok, siap atau tidak aku akan mengetahui kenyataan, kenyataan masa lalu Jennifer Adrian, masa lalu yang selama ini menghantuinya, masa lalu yang menjadi pertanyaan besar dalam hubungan ini dan masa lalu yang akan terus menjadi masalah dalam hubungan kami, kalau kami mampu melewati ini semua, nanti…
###
Benar-benar tempat pertemuan yang aneh, aku masuk ke dalam sebuah ruangan yang mirip front office sebuah hotel, mereka memberikanku sebuah kunci dan nomor dan mengganti sepatuku dengan sandal yang mirip sandal hotel, dan setelah melewati sebuah pintu kecil aku seolah memasuki sebuah dunia lain, dimana sebauah ruangan penuh kaca dan dari sisi lain kaca itu aku dapat melihat sebuah kolam kecil, dua berbentuk panjang dan di tengahnya terdapat sebuah kolam lingkaran, aku tahu dengan sekali lihat bahwa orang yang akan aku temui adalah orang yang tengah berendam di kolam bulat itu.
“ Selamat siang pak, silahkan ke ruangan ini dulu, dan mengganti pakaiannya.. “ kata salah satu pelayan
Aku mengikutinya dan mengganti pakaianku dengan sebuah bathrobe, setelah memasukan pakaian dan dompetku ke dalam loker, aku menuju ruangan kolam itu, berusaha tenang aku masuk ke kolam itu, orang itu tertawa sinis melihatku.
Aku mengikutinya dan mengganti pakaianku dengan sebuah bathrobe, setelah memasukan pakaian dan dompetku ke dalam loker, aku menuju ruangan kolam itu, berusaha tenang aku masuk ke kolam itu, orang itu tertawa sinis melihatku.
Dan yang duduk di depanku adalah Peter, entah aku menjadi ragu mampukah aku mempercayai apa yang akan dikatakanya nanti. Sementara dia dengan asyiknya memeluk seorang wanita yang meminumkan jus untuknya. Dari dandananya yang begitu minum, bikini yang jelas menunjukan lekuk tubuhnya dan cara dia berdandan mungkin wanita ini salah satu pelacur di tempat ini.
Aku melihat sekelilingku, banyak sekali lelaki hidung belang yang sedang asyik dengan wanita yang usianya jauh lebih muda dari mereka, bermain dalam canda, tawa-tawa genit yang dibuat-buat oleh para wanita yang menemaninya, semua dengan pakaian yang serba minim dan mereka pun seolah tak segan untuk saling berciuman di tempat terbuka seperti ini, ya tempat ini benar-benar sama persis dengan yang di deskripsikan oleh Rey tentang tempat ini.
“ Jadi ?? “ Tanyaku malas berurusan dengan orang ini.
Dia mengangguk dan menyuruh perempuan itu untuk pergi.
“ Gw yang harus nya yang bertanya ke loe, jadi apa yang loe tau tentang Jennifer Adrian ? “ dari nadanya dia seolah sangat memperolok Jennifer.
“ Gw, Gw dateng kesini buat bertanya, bukan loe yang tanya balik ke gw, ngertii ! “ Aku tegas menjawab, tak ada gunanya berbaik-baik dengan orang ini.
“ Ya, gw tau, gw tau semua yang ga loe tau, gimana doyannya dia ngentot sama cowo-cowo, gimana cheapnya dia.., “ . “ Ya semuanyalah… hahahha “ Dia tertawa panjang.. aku berusaha menahan kemarahanku.
“ Oh iya, loe tau kan kalo dia suka banget kalo di doggy ?? temen-temen dia di Surabaya.. cerita banyak tentang ‘jagonya’ Jennifer di ranjang… rugi loe kalo belom ngerasain,.. “ omongannya seolah sengaja di rancang untuk memancing kemarahanku, tapi sedikit aku mulai mempercayai apa yang dikatakannya.
“ Gw sih tau, cepat atau lambat gw pasti bisa nyobain dia, ya lumayan dech ya apalagi kan dia gratisan gitu, ga ada salahnya buat nambahin koleksi cewe yang pernah gw pake.. “ OK cukup!!
“ Intinya loe mau ngmonk apa sih? Gw males ngmonk panjang sama loe kalo loe cuma ngmonk kayak gini. “ aku memotong dongeng bajingan ini.
“ Ya gw mau ngmonk, kalo Jennifer itu cuma bispak murahan, yang terkesan eksklusif padahal cheap banget berapa banyak cowo yang udah tidur sama dia, belom lagi kedoyanan dia nelen sperma cowo-cowo yang tidur sama dia, loe dah ngerasain belom?? Udah ngerasain belom ??? “ dia tertawa panjang..
Dan benar apa yang dikatakan Cheryl, harusnya aku tidak perlu datang ke tempat ini, dan aku berdiri, mengangkat kepalanya dengan menjengut rambutnya, tanpa ragu aku memukul wajahnya tepat di hidungnya berkali-kali, sementara para pengunjung yang lain berteriak kaget, aku pergi meninggalkannya yang tengah merintih kesakitan, mengganti baju dan keluar dari tempat itu.
Salah aku datang ke tempat ini, tapi ada sedikit dalam diriku yang mempercayai kata-kata Peter, ya terlebih setelah apa yang aku lihat semalam.
Aku mengambil kartu nama dalam dompetku, tanganku masih terasa sakit karena memukul bajingan itu, entah berapa banyak pukulan yang aku layangkan pada wajah bajingan itu, kutekan tuts pada handphoneku, jelas sudah apa yang harus aku lakukan saat ini, mungkin… mungkin ini yang terbaik yang bisa aku lakukan.
###
“ Siang Tante, “ Aku berusaha menyalaminya, memberikan rasa hormat pada Tante Elfanny.
Diluar dugaan kali ini dia membalas jabat tanganku ini.
Diluar dugaan kali ini dia membalas jabat tanganku ini.
“ Duduk, kamu dah lama nunggunya ? ini smoking area kan ?? “ Tanyanya
“ Iya tante, ini smoking area, saya sengaja pilih disini, belum koq, saya juga baru saja sampai.. “ Aku duduk dihadapannya sementara Mama Jenny memanggil pelayan dan memesan minuman.
“ Kamu mau pesan makanan ?? “ Tanyanya, aku menggeleng “ Saya sambil makan siang ya, gapapa kan ? “ kali ini aku membalasnya dengan anggukan.
“ Maaf saya menggangu tante di sela-sela kesibukan tante,. Karena memang ada hal penting yang ingin saya tanyakan, dan saya katakan.
“ Tante dah bilang, kamu kapanpun butuh tante tentang masalah Jenny tante pasti berusaha untuk menemui kamu, so jadi apa yang mau kamu tanyakan ? “
“ Ok, saya langsung aja ya tante ? apa yang akan tante lakuin kalau tante ada di posisi saya “ Aku bertanya dengan lugas, mungkin terdengar tidak sopan memang.
Tante Elfanny tersenyum, “ Dengan cara apa kamu ingin tante menjawab ? “
“ Dengan memposisikan tante di posisi saya, jawaban yang paling mungkin untuk saya lakukan ? “ jawabku
“ Ok, tante tau kamu orang yang cukup kuat, gigih, cukup pintar dan juga ga pernah menyerah dengan keadaan, tapi kamu selalu berfikir apa yang kamu lakukan adalah yang terbaik yang bisa kamu lakukan, terlalu menutup mata dengan segala kemungkinan lain, yang mungkin untuk dilakukan. “ aku mengangguk setuju
“ Jadi kalau tante jadi kamu, mungkin tante akan berusaha sekeras kepala yang tante mampu, untuk menjaga Jennifer, dan berusaha merubah dia menjadi lebih baik. “ , “ Dan tante akan melihat sejauh mana kamu mampu membawa Jennifer menjadi lebih baik “ aku tersenyum mendengar apa yang diucapkannya.
“ Saya boleh tanya 1 pertanyaan lagi kan Tan ? “ dia mengganguk
“ Apakah tante tidak akan pernah membenci Jenny, apapun kesalahan yang akan atau pernah dia lakukan ? “ kataku
“ Kenapa kamu bertanya seperti itu ? “ untuk pertama kalinya, Tante Elfanny tidak mampu menerka pertanyaan yang aku tanyakan,..
Aku tersenyum..
“ Tolong lindungin dia Tan, dengan apa yang tante bisa berikan ke dia, mungkin dia akan sangat membenci saya, sangat membenci saya, tapi cuma ini yang bisa saya lakukan buat dia untuk saat ini, saya akan melindungi dia, dengan cara membuatnya sangat membenci saya tolong jangan biarkan dia melakukan hal-hal bodoh yang membuat saya menyesali apa yang akan saya lakukan ini ? “ aku meremas tangan kanan-ku, meremas tanganku untuk berusaha menahan emosi yang begitu membakar dadaku.
Tante Elfanny menarik tanganku, menaruh tangannya di tangan kiriku yang berada diatas meja.
“ Kamu, kamu tidak perlu melakukan sesuatu yang bodoh, kamu tidak memiliki kewajiban untuk menanggung hal ini “ , “ Tante ga tahu apa yang akan kamu lakukan, tapi tante.. tante tahu seberapa besar kamu mencintai anak tante, dan tante tau melukai Jennifer, bukan sesuatu yang mampu kamu lakukan, semakin kamu melukai dia, semakin kamu akan terluka. “
Ya aku berusaha tersenyum, “ Ya tante, dengan semua yang ada didiri saya saat ini, saya ga punya kemampuan untuk membuat Jenny bahagia, membuat dia menjadi lebih baik dari saat ini, dan sejauh yang bisa saya lakukan saat ini, ini yang terbaik yang mungkin bisa saya lakukan,. “
“ Tante bener, dengan apa yang tante lakukan, saya terlalu puas dengan apa yang saya kerjakan saat ini, kuliah dengan kemampuan saya sendiri, bukan mahasiswa yang ga bisa bayar kost, ga bisa makan layak setiap hari, tapi itu ga cukup, saya tahu saya punya kemampuan untuk menjadi lebih baik dari saya saat ini, tapi jalan kesana masih panjang, sangat panjang… “ Mataku berkaca.
“ Saya, dengan saya yang sekarang saya cuma akan melukai Jenny, sebagaimana pun saya melindungi dia, dengan semua yang saya miliki saat ini, saya tidak akan cukup mampu melakukannya, saya akan titipin dia tante, saya akan lepasin dia untuk saat ini, saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk cukup mampu meraihnya lagi, nanti. “
Tante Elfanny seolah tak perduli dengan makanan, dan minuman yang datang.. kami diam seribu bahasa, dia menatap mataku tajam. Sebelum kemudian tersenyum
“ Tante, sebagai mama Jennifer ga akan pernah membenci dia, dan akan melakukan apapun yang tante bisa untuk melindungi dia,.. “ Tante Elfannya menaruh tangannya di wajahku,.
“ Ryan, Tante tunggu, tante menunggu Ryan datang dan melindungi Jennifer. Asal kamu mampu menunggu, tante ga mungkin melarang dia menemukan orang yang tepat buat dia, karena itu buktikan kalau kamu mampu menjadi orang ya tepat buat dia, ya ? “ kali ini tante Elfanny yang bertanya.
Aku mengangguk, menghapus air mataku yang akhirnya menetes juga.
“ Terima kasih tante, terima kasih… “ aku berkata, menangis dalam senyuman.
“ Jangan berbuat bodoh Ryan… “ Tante Elfanny menasehatiku.
“ Saya menjadi dewasa, saat saya menyadari saya pernah melakukan hal-hal bodoh tan, saya menjadi lebih bijaksana, saat saya menyadari, saya masih akan melakukan hal-hal bodoh nanti. “
###
Aku membereskan semua pakaian dan barang-barangku dari kost, Rey dan Cheryl membantuku berkemas, aku pindah dari tempat kost ini, harus pindah secepatnya sebelum Jenny datang, aku tak mau bila bertemu dengannya saat ini akan membuat semua yang aku rencanakan menjadi hancur berantakan, aku berhenti bekerja di Starbuck, masuk ke sebuah perusahaan lain yang membuat aku mungkin akan kehilangan banyak waktu luang, tapi waktuku yang hilang itu mungkin akan membantuku meraih Jenny lebih cepat nantinya, aku bertaruh meski aku harus mulai dengan menjadi seorang Sales sekarang, tapi itu jauh lebih baik daripada mengharapkan gaji tetap yang jelas tak akan berubah selama aku masih bekerja disana, dengan posisi yang akan selalu sama.
“ Loe, yakin Ry ? Ga mau tinggal aja di tempat gw ? Lumayan kan irit uang kost “ Rey member saran
“ Iya Ry, kenapa sih loe selalu aja keras kepala untuk urusan kayak gini ? “ Cheryl ikut membujuk-ku
“ Hehehe, ga Ry, gw ga boleh tergantung sama orang, hidup ga izinin gw buat manja, menunggu mati kekurangan uang untuk bayar kost, bayar kuliah, bayar uang makan, hidup gw juga ga akan menjadi lebih baik dengan banyaknya hutang yang gw buat untuk memperpanjang hidup gw, gw harus berubah jadi lebih baik, “ aku kembali mempertahankan pendapatku.
“ Ya, ya ya… tapi loe inget, loe ga harus terlalu keras dengan semua idealism loe, sesekali loe juga boleh terlihat lemah.. “ Rey belum berhenti membujuk-ku.
Aku tersenyum.. “ Iya Rey, gw tau lu pasti bakalan bantu gw, gw juga ga akan sungkan koq minta bantuan ke loe, kalau emank gw ga bisa nyelesain masalah gw. “
“ Iya, pegang janji loe itu, loe dah terlalu nekad dengan keputusan loe kali ini… “ Rey terlihat benar-benar cemas.
Iya, aku hanya mengatakan sedikit tentang apa yang akan aku lakukan seminggu lagi, tepat 500 hari sejak kami pertama kali bertemu, Aku dan Jennifer Adrian, saat gadis cantik itu melompat ke atas motorku, memintaku untuk membantu mengejar penjambret yang mengambil tasnya. Ya ya.. kenangan yang membuatku melayang melewati masa lalu. Dan aku terus berusaha menghindari Jenny satu minggu ini, berusaha agar kami tak bertemu membuatnya mampu untuk melepaskanku, meski aku tak tahu apakah aku mampu melepasnya, hingga aku menghubunginya, hari ini tepat 500 hari setelah kami bertemu, dan di tempat yang begitu ingin didatanginya bersamaku. Akan menjadi tempat perpisahan kami.
Semua persiapan sudah selesai, gitar yang pernah dibelikan Jenny, baju yang sangat ingin dia melihat aku mengenakannya, ya semua hadiah yang tak pernah aku pakai karena aku berfikir melukai harga diriku, buang semua, untuk hari ini cukup hari ini aku berdiri dengan bantuan kaki orang lain, aku tahu aku akan cukup mampu menjadi lebih baik dari saat ini, untuk hari ini, biarkan untuk hari ini aku membuat dia tersenyum sebelum melukainya, ya aku tahu aku akan melukainya nanti.. sangat melukainya.
Dia datang, dengan gaun yang begitu indah, ya dia tidak perlu berdandan untuk terlihat cantik, andai dia menyadari betapa cantik dirinya itu, menghargai smeua kecantikannya ini, mungkin kami, mungkin kita akan menjalani hubungan yang lebih mudah, jauh lebih mudah.
Matanya terlihat berkaca, lekungan mata yang terlihat lelah, entah berapa air mata yang telah menetes di harinya, aku tahu aku akan menambahkan air matanya itu, aku akan membuatnya menangis lebih dari ini, aku harus………………..aku harus mampu melakukannya.. sungguh wajahnya yang sendu, membuatku bimbang, aku tahu aku harus mampu melakukan ini semua, harus..
Makanan, semua makanan yang pernah dikatakannya di café ini, semua aku pesan, dengan porsi kecil memang agar kami bisa menghabiskannya semua, tapi bukan itu yang aku fikirkan, aku tahu dia mampu melepasku, atau bisa dikatakan dia telah siap melepasku, aku tahu dari yang dia katakan, pertanyaannya apa aku mampu melepasnya ? Akankah aku mampu melepasnya.
Kutarik tangannya, aku membawanya keatas panggung, memaksanya menyanyikan lagu yang pernah kubuat untuknya, dia menyanyikannya begitu indah, tepuk tangan dari para pengunjung yang datang tepuk tangan yang akan mengantar perpisahan kami,
Kupejamkan mata, aku menangis… aku berusaha menahannya.
“ Kamu dewasa, karena tahu berapa banyak hal bodoh yang pernah kamu lakukan, aku menjadi bijaksana saat aku tahu.. aku bisa bertindak bodoh setiap saat “ aku berbalik, seolah mengucapkan selamat tinggal untuknya , aku berjalan keluar, di sana Cheryl menungguku, aku tahu aku tak akan mampu berjalan pulang sendirian, tak akan bisa karena itu aku meminta bantuan darinya.
Sepanjang perjalanan pulang aku hanya bisa menangis, entah berapa banyak air mata yang aku teteskan hari ini, semua rasaku meledak, tapi penderitaanku belum berakhir saat ini, masih ada penderitaan lain yang harus kulakukan.
I don’t wanna fall out
But we’re all out of time
(Is this over?)
But we’re all out of time
(Is this over?)
In one day
No way you’ll be mine
Mmm… (Don’t want an ending)No way you’ll be mine
My heart is running on empty
One more day and then we go
And, yeah, the time goes on now
Don’t ask me how, I don’t know
We’ll be home tomorrow
‘Bout a thousand miles too far away
Say you won’t forget and I’ll be okay
At least tonight
It’s just you and me and honestly
That’s everything I need
I don’t wanna fall out
But we’re all out of time
(Is this over?)
In one day
No way you’ll be mine
Tonight’s a countdown
‘Til the day we’re not around
Then you’re gone
And we’re on with our lives
I don’t want an ending
No… Don’t want an ending…
Aku menunggunya, 3 bulan kemudian sampai Jennifer tersenyum bahagia dalam pelukan lelaki lain, senyuman yang harus kurubah menjadi air mata, dan tiap air matanya yang menetes adalah luka untuk-ku. Menggores tiap sisi hatinya, membawa cintaku dalam rasa pedih menuju Tepian Hati…………………
THE END
Tamat juga chapter ini, masih belum selesai perjuangan Ryan Mengejar Jenny, dia harus jadi orang jahat sekarang, tapi masih ada karakter lain yang harus diceritain, dan jadi plot utama jadi sabar ya.. sementara mau istrahat dulu Ryannya.. hehehe
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar sopan saya segan.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.