About My Self
12 Mei 2013
GERBONG KERETA PART III
“Pak mau kemana ? Jangan masuk sana pak !”, teriak Egga kepada petugas itu .
Namun petugas itu terus berjalan masuk kedalam gerbong 4 itu . Petugas itu hanya menoleh sekali kepada mereka dan kemudian tersenyum .
Gladis, Wira, Arya, Dira, Risa, dan Egga pun bingung dengan perkataan petugas itu barusan . Mereka mencoba mengingat-ingat kembali apa yang barusan petugas itu katakan dan mereka mencoba menela’ah maksud dari kata-kata itu . Tapi mereka tetap tak menemukan maksud dari perkataan itu .
“Apa yang petugas itu maksud ya . Akan ada yang menjemput kita . kita harus hati-hati terhadap yang jahat . Dan kita harus membebeskan yang tidak berdosa . Mereka akan melindungi en ngejaga kita . Maksudnya apa ? gue bingung .” ucap Gladis dengan tanda Tanya besar di dalam otaknya .
“Siapa yang mau ngejemput kita ? nenek gue ? yang jahat sapa ? en yang tidak berdosa itu sapa . Gue bingung .”, kata Dira nyerocos .
“Yaa mana gue tau Dir . Kalo gue ngerti udah gue jelasi ke loe Dir . Gimana sih loe malah nanyak ke gue .”, sahut Gladis .
“Udah deh gak usah terlalu dipikiri . Mungkin tuh petugas Cuma nakut-nakuti kita doang .”, ucap Arya yang mencoba menenangkan sahabat-sahabatnya itu.
“Iyaa mungkin tuh petugas Cuma iseng ama kita .”, sahut Risa .
“Oia guys, penumpangnya kok dikit banget sih gak kayak tadi pas pertama kita naik . Emang udah berhenti yaa ni kereta tadi pas gue ama Gladis kebelakang .”, Tanya Wira heran .
“Kita juga heran Wir . Tadi pas kita bangun penumpangnya udah pada ngilang semua . Cuma kita en ketiga penumpang di pojok sana yang ada .”, ungkap Egga .
“Aneh .”, ucap Gladis dengan wajah heran .
Beberapa jam berselang . Namun Gladis dan teman-temannya heran . Karna suasana didalam kereta semakin mencekam . Tiga orang penumpang yang tadi terlihat dipojok sana kini telah menghilang seakan ditelan bumi . Mereka sekarang hanya berenam didalam kereta tersebut . Mereka berenam pun memutuskan untuk turun dipemberhentian stasiun selanjutnya . Mereka berniat untuk ganti kereta . Namun setelah menunggu beberapa jam, seharusnya mereka telah sampai di pemberhentian di stasiun yang mereka maksud, namun mereka heran mengapa mereka tidak sampai-sampai .
Kereta mulai memasuki terowongan .
“AAAAAAAAAAAA !”, teriak mereka bersamaan .
Suasana didalam kereta tiba-tiba menjadi gelap gulita . Lampu yang semula hidup dengan terang tiba-tiba mati . Hanya ada beberapa cahaya lampu dalam kegelapan itu . Entah dari mana cahaya itu . Mereka mulai menjadi panik . Mereka saling bergenggaman tangan dengan erat . Mereka tidak ingin jika mereka terpisah .
“Ada apa ini ? Lampunya tiba-tiba aja mati .”, kata Gladis cemas .
“Gue takut . Gue mau keluar dari kereta ini .”, ucap Risa yang mulai ketakutan dan mulai menagis .
“Udah Ris loe tenang aja . Ada gue en anak-anak yang nemeni loe . Loe gak sendiran Ris .”, ucap Arya menenangkan Risa dan merangkul Risa yang sedari tadi duduk disebelahnya .
“Kita harus ngapain sekarang . Wir, senter loe mana ?”, kata Dira .
“Yaa senter . Gue tadi bawa . Bentar gue cari disaku gue .”, kata Wira sambil meraba saku celananya untuk mencari senternya . Namun Wira tak menemukan dimana senter itu berada .
“Cepet Wir ! mana senter loe .”, kata Dira .
“Kagaak ada Dir . Senternya ngilang .”, jawab Wira .
“Terus gimana kita ?”, kata Egga dengan wajah ketakutan .
Walau suasana menjadi gelap, namun mereka masih bisa melihat dalam keremangan . Berkat cahaya-cahaya aneh yang tak mereka ketahui dari mana asalnya . Mereka panic dan mulai ketakutan . Mereka tidak tau apa yang harus mereka lakukan . Tiba-tiba saja Egga menjerit kesakitan.
“Aaauuwww ! Shit !”, ucap Egga .
“Kenapa loe Ga ?”, Tanya Gladis .
“Lengan gue . Kayak ada yang goresin pisau di lengan gue .”, jawab Egga dengan merintih kesakitan . Darah pun mengalir dari lengan Egga . Bau anyir mulai tercium dan menyebar keseluruh sudut kereta .
“Yang bener loe Ga . Kejadiannya kok sama kayak gue tadi .”, kata Wira .
“Kayaknya kita gak hanya berenam di dalam kereta ini . Ada sosok lain yang sepertinya akan menyakiti kita satu persatu . Kita harus hati-hati jika tak ingin terluka .”, jelas Gladis .
Merekapun lebih was-was dan selalu memerhatikan keadaan disekitar mereka . Mereka terdiam beberapa saat dan saling menjaga satu sama lain . Mereka merasakan ada sosok mengerikan yang sedang mengawasi mereka .
“Aaauuuww ! ada yang ngelukain pipi gue .”, Dira tiba-tiba teriak kesakitan .
“Siapa sih yang lakuin ini semua ? apa ada orang yang ingin ngebunuh kita semua .”, kata Arya yang mulai marah melihat teman-temannya yang terluka .
“Loe liat siapa yang ngelukain itu ke loe Dir ?”, Tanya Wira .
“Gue Cuma liat sekelebat bayangan hitam didepan gue tadi . Terus bayangan itu tiba-tiba ngilang Wir .”, jelas Dira sambil memegangi pipinya yang berdarah itu .
“Heyy ! Loe siapa ? Keluar loe kalo berani ! Hadapin kita secara langsung ! Shit !”, upat Gladis yang tiba-tiba berdiri dan menantang sosok yang melukai teman-temannya itu .
Gladis yang phobia di dalam kegelapan itu memberanikan diri untuk menghadapi sosok itu karna ia mulai jengkel . Meski sebenarnya ada perasaan takut dalam hati Gladis . Namun ia mengubur rasa takutnya itu . Teman-teman Gladis yang melihat Gladis berani seperti itu, takjub melihat keberanian Gladis itu .
“Oouuuucchhh !”, sekarang giliran Gladis yang berteriak kesakitan sambil memegangi perutnya .
“Dis loe kenapa ?”, Tanya Wira cemas sambil langsung memegangi Gladis dan menyuruhnya untuk duduk .
“Perut gue berdarah . Sakit banget .”, ujar Gladis kesakitan .
“Gimana kita sekarang ? gue gak mau mati kayak gini .”, ucap Risa sambil menangis .
“Udah Ris, loe jangan mikir yang enggak enggak dong . Gue gak bakal biarin loe mati kayak gini . Loe jangan nangis .”, kata Arya menenangkan Risa .
Tiba-tiba kereta berhenti mendadak . Entah apa yang akan terjadi selanjutnya . Lampu digerbong yang mereka tumpangi itu pun akhirnya menyala kembali . Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari orang lain di gerbong 1, 2, dan 3 . Mereka tak berani untuk memeriksa di gerbong 4 dan 5, mereka takut melewati gerbong 4 setelah mereka mendengar cerita Gladis dan Wira yang menakutkan itu .
“Guys, mending kita nyarik orang lain di gerbong depan . Biar kita lebih tenang .”, usul Wira kepada teman-temannya .
Mereka pun berjalan memeriksa tiap-tiap gerbong . Namun anehnya tidak ada seorang pun yang mereka temukan di dalam kereta itu . Petugas-petugas kereta pun tak terlihat disana . Kereta itu benar-benar kosong . Hanya mereka berenam lah yang ada didalam kereta itu . Pikiran mereka mulai kacau .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar sopan saya segan.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.