14 September 2013

DIARY UNTUK LANGIT

Diary Untuk Langit

http://blogs.bournemouth.ac.uk/research/files/2012/01/bluesky.jpg

Disaat melody elegy berputar di kepalaku dan memaksa semua sel otakku untuk mengingat rekaman masa lalu. Mimpi, harapan hingga perasaan yang terlalu abstrak untuk dirasakan. Ini tentang Langit. Ini tentang kita. Dan berjuta-juta detik yang lalu masih hangat untuk diingat. Aku merindukan sosok Langit dan masih merindukan kehadirannya.
Aku masih menunggu ketika segala elemen waktu dan alam berpihak pada kebersamaan kami. Seperti tiga atau empat tahun yang lalu.
Kami adalah teman semasa SMA. Aku mulai mengenal Langit di kelas XI karena keberbedaannya dalam berpikir. Dia juga orang yang baik. Dia pemimpi sejati yang pernah kutemui dan mungkin karena inilah kami selalu bersama.

Miara,

“Langit tungguin dong.” Teriakku
“bisa nggak sih jalan pake kecepatan cheetah gitu. Dasar putri keong.”
“iya-iya ini mau kemana sih?” tanyaku
“ke perpus Ra. Cari artikel astro terbaru.” Jawabnya santai
“itu kan nggak masuk mata pelajaran.” Tanyaku
Tapi ia hanya tersenyum. Langit penggila sains yang terobsesi dapet nobel award atau jadi bagian dari NASA ini memang semangatnya nggak pernah pudar. Persis pejuang kemerdekaan deh.

Kami duduk di salah satu sudut perpustakaan dengan bangku kayu. Disini sangat tenang. Aku suka penataan dan suasana perpustakaan ini. Jauh dari modern sih tapi untuk kelengkapan bukunya jangan ditanya deh. Makanya Langit suka banget mengerami buku di tempat ini. Aku mulai membuka halaman pertama novel The best of me. Dan dia _ kalian pasti sudah bisa menebaknya.

“kan akhirnya ada fakta alam yang ngebuktiin relativitas.” Dia mulai ngoceh.
“astronomi?” tanyaku
“iyalah Ra. Semenjak teori relativitas muncul banyak orang yang nggak percaya sama teorinya Einstein itu baru-baru ini aja NASA mulai bikin project buat nyelidikin lebih lanjut.” Jelasnya
“emang apaan sih? Kok aku nggak pernah tau.” tanyaku
“yee kamu mah mana tertarik baca beginian Ra. Palingan novel yang melankolis-melankolis gitu. Suka bikin pusing bacanya.”
“idih, itu opini sepihak yang bener-bener ngawur.” Kataku sebal.
“ini tentang geodesi sama frame-dragging. Jadi kayak jumlah struktur ruang-waktu yg terpilin akibat rotasi suatu massa.”
Aku mulai bingung. “terus intinya apa?”
“jadi bumi itu seakan-akan terbenam pada suatu benda seperti madu Ra.”
Aku mikir keras. Tapi memang sepertinya tidak tahu apa maksud Langit.
“kamu bingung Ra? udah nggak usah terlalu dipikirin.” Katanya santai
Aku pun sebenarnya tertarik dengan fisika atau ilmu alam lainnya tapi mungkin kemampuan otakku sulit untuk sekedar memahami gerak benda jatuh dari atas pohon.
Kami suka menghabiskan waktu ke toko buku, ke perpustakaan atau ke parangtritis – seperti hari ini hanya untuk melihat sunset atau kalau lagi beruntung bisa melihat evening triangle.

“Langit kenapa sih kamu terobsesi banget sama nobel? kan banyak orang yang nggak percaya atau mungkin mencibir mimpi kamu.” Tanyaku
Dia masih memegang kamera dan melihat hasil jepretan langit yang mulai berwarna jingga. “Kamu tahu kenapa orang Indonesia belom pernah ada yang dapet nobel?” dia bertanya padaku
“enggak.” Aku menggeleng
“karena mereka takut bermimpi Ra. Mereka cuman mencibir mencela pemimpi yang punya sejuta impian. Padahal yang dibutuhkan pemimpi itu cuman support.” Jelasnya.
“iyasih.” Kataku
“nah makanya Ra. Aku nggak pedulii orang bilang apa. Yang ngejalanin mimpi kan kita bukan mereka. So it’s shouldn’t be a lame.
Itulah Langit. Aku mungkin harus menjadikannya salah satu panutan untuk meraih mimpiku sendiri. Langit benar selama kita percaya dan berusaha segala ketidakmungkinan akan menjadi mungkin.

Beberapa bulan sebelum kelulusan seluruh warga sekolah mendapat berita, Langit mendapat beasiswa dari MIT untuk teknik fisika. Mungkin ada seorang guru yang mengirimkan hasil penelitian karya ilmiahnya atau mungkin ada pihak swasta yang mengajukan beasiswa untuk siswa yang juara astronomi nasional ini. Atau mungkin ini saatnya doa-doa Langit dikabulkan.
Aku sangat bangga padanya dan juga merasa sedih. Aku akan merindukan saat-saat kebersamaan kita Langit. Kebersamaan kita ke sunmor, membaca buku di hutan UGM, bersepeda ke Parangtritis untuk melihat sunset dan juga ocehan sainsmu. Semoga sel-sel tubuhku mampu beradaptasi tanpa kehadiranmu nanti.

Hari itu menjelang senja di hari kelulusan kami bersepeda ke Parangtritis seperti biasanya. Aku tidak tahu berapa lama hingga waktu membawa kita kesini lagi. Langit berdiri beberapa meter dariku – masih dengan seragam putih abu-abu dan tas ransel kusam itu.
Sejauh ini kami tidak pernah mempermasalahkan status hubungan kami. Kebersamaan saja sudah cukup. Tapi besok, lusa atau beberapa tahun ke depan mungkin semuanya tidak akan lagi sama seperti biasanya. Air mataku jatuh, aku akan selalu merindukan ini Langit.

“Miara kamu tahu isu tentang bintang Vega yang katanya bakal gantiin Polaris?” tiba-tiba ia menoleh ke arahku. Aku menggeleng.
“buat aku kamu itu Polaris Ra, nggak akan ada bintang yang bisa gantiin Polaris. Meskipun Vega sekalipun. Dan kamu tahu itu artinya apa?” ia tersenyum.
Aku menghapus air mataku “meskipun Polaris bakal hancur, meledak karena reaksi fusi mereka terlalu lemah. Polaris tetep hidup buat kamu?” tanyaku mengeja. Sekali lagi ia hanya tersenyum.
Semoga, semoga selamanya tetap begitu, Langit.

Yogyakarta, malam ini.
Aku menutup buku agenda yang selalu mencatat ketidakhadiran Langit disini. Juga berpuluh-puluh halaman diary tentang dia. Di saat aku melihat ke arah langit utara samar-samar terlihat konstelasi bintang tujuh yang menunjukkan arah Polaris. Dan itu dia. Polaris dengan cahayanya yang terang. Seolah memberiku sebuah jawaban. Tetaplah berharap. Langit, cepatlah kembali.

Cerpen Karangan: Erika Andini

LOVE IS BLESSING FROM GOD - MELODY MAKER


Slalu tertinggal disini
Wajah lugu dan indah dirimu
Yg tak pernah akan terganti
Dan slalu ada disini
Kaulah yg kuinginkan
Yg pertama dan terakhir
Yg Tuhan kirimkan untukku
Dan itu dirimu

You are the only angle that want
Who always paint me with beautiful smile
From a thousand misery in my life
I wish u will be my last ... forever

Kurasa semakin bahagia
Saat berada begitu dekat
Berharap dan bertanya
Apakah ini selamanya.

You are the only angle that want
Who always paint me with beautiful smile
From a thousand misery in my life
I wish u will be my last ... forever
http://www.metalmaniacs.com/wp-content/uploads/2009/12/Melody_Maker_02.jpg

Renungan Facebook





“Suatu hari nanti ketika aku mati, aku telah meninggalkan sebuah akun Facebook yang passwordnya hanya aku sendiri yang tahu dan ironisnya, selama ini telah merampas waktu-waktu berhargaku; waktu bekerja, istirahat, bahkan waktuku untuk menemui Tuhanku.”

“Adakah yang nanti kangen dengan sosokku, dengan segala tingkahku yang kadang kelewatan; jaim, somse, terkadang baik, seringnya menyebalkan? Akankah ada yang mengintip dan menelusuri ‘profil’ku sekedar mengobati rasa kangen itu sambil menangis dan kadang tersenyum bahkan tertawa? Adakah di sudut ingatan mereka, nama dan suaraku terngiang-ngiang? Adakah semua pertanyaanku ini penting bagi perjalanan ruhaniku?”

“Satu hal meresahkanku, bila mengingat begitu seringnya aku mengumbar informasi tidak penting dan sia-sia di statusku; ghibah - bergosip, caci-maki, keluhan, kalimat yang menunjukkan kebanggaan dan terselubung riya’, berharap ada komentar yang masuk, atau berkomentar dengan bahasa yang sering menyinggung atau menyakiti hati orang lain.”




“Kutengok ‘album’ku, adakah foto, gambar yang memalukan dan menjatuhkan harkat martabat diriku sendiri dan orang lain? Dengan bangganya kuapload foto–foto ini, agar orang kagum dan meresponnya. Terkadang aku memaksa teman untuk mengupload dan mengadd foto yang di sana terpampang wajahku. Aku puas memandanginya. Kukaji ulang apa maksud dan keinginanku untuk minta diupload fotoku yang sebenarnya tidak penting? Ada banyak alasan yang aku punya; untuk mengenang peristiwa, yang berarti juga mengenang teman, momen, dan ini sangat berharga. Suatu saat kau dapat bercerita pada generasi sesudahmu.”

“Aku hanya takut bila setelah aku mati, sejarah yang aku tinggalkan di ‘profil’ facebookku tak henti-hentinya mengirimkan aliran dosa kepadaku di kubur sana, bila status, komentar, dan foto-fotoku yang tidak berharga terus dibaca dan dilihat oleh kalian yang masih berada di dunia ini dan senang sekali touring di dunia maya seperti aku. AKu ngeri bila ada tulisanku yang tidak senonoh menginspirasi kalian yang masih bernafas melakukan sebuah kesalahan. Aku ngeri bila komentarku yang menyakitkan, menjatuhkan, penuh cacian menimbulkan dendam di hati kalian dan tak termaafkan karena kalian hanya diam dan tak menegurku. Aku khawatir bila foto-foto yang aku upload dan berserakan di ‘album’ku memberikan ‘sensasi’ yang berbeda di mata, hati, dan fikiran setiap orang, dan menimbulkan sebuah ‘kreatifitas nakal’ di ruang hayalnya.”

“Adakah Facebook memberikan banyak manfaat bagiku atau justeru menyumbangkan madharat bagi kesehatan mental dan ruhaniku, yang selama ini aku berkeras hati mengingkarinya?”

Maka, privasi atas semua yang tertuang di jejaring social sep sepenuhnya ada di tangan pemiliknya. Namun, ketika semua itu pun dibiarkan untuk dikonsumsi public, bukan berarti pihak luar berhak untuk menyebar atau mengeksposenya tanpa ijin pemiliknya.


Nude Art Photographyy

Apa itu foto nude?

Foto nude atau body art merupakan salah satu bagian dalam fotografi. Foto nude mungkin bagi sebagian orang dianggap sebagai pornografi, tergantung dari sudut mana menilainya. Akan tetapi sejatinya foto nude merupakan hasil karya seni yang menggambarkan keindahan dari kebesaran ciptaan Tuhan. Dalam membuat karya foto nude kita harus memperhatikan berbagai macam faktor agar nantinya foto-foto tersebut tidak dianggap sebagai pornografi, apalagi di dalam adat ketimuran aturannya lebih ketat dibanding di luar negeri. Begitu pula di dalam memamerkan hasil karya foto-foto nude dihadapan publik kita harus memperhatikan aturan-aturan yang ada supaya tidak ada masalah nantinya.

Dalam membuat karya foto nude kita harus memperhatikan:
  •  Lighting/pencahayaan. Pengaturan pencahayaan diposisikan supaya nantinya dapat mengasilkan jatuh cahaya yang lebih artistik. Kita bisa menggunakan cahaya matahari untuk foto outdoor, maupun lampu untuk foto indoor. Untuk jumlah lampu terserah nantinya konsep yang ingin dihasilkan.
  •  Komposisi. Penataan komposisi dimaksudkan agar nantinya hasil foto dapat terlihat lebih menarik dan tidak terlihat fulgar.
  • Model release. Untuk membuat perjanjian antara fotografer dan model supaya jelas mengenai batasan-batasan dalam penggunaan foto bagi kedua belah pihak agar nantinya tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Ini juga mencegah adanya pihak lain yang mempermasalahkan hasil karya foto tersebut.
  •  Jagalah privasi model. Penting bagi para fotografer untuk bisa menjaga privasi dari si model. Jangan sampai tidak bisa menjaga privasi karena bisa berpengaruh terhadap citra dan penilaian terhadap profesionalisme dari fotografer itu sendiri.

Sedangkan dalam memamerkan hasil karya foto nude kita harus memperhatikan:
  •  Apakah model yang fotonya kita pamerkan tidak merasa keberatan apabila fotonya kita pamerkan, apalagi untuk foto-foto yang memperlihatkan wajah.
  •  Perhatikan audience yang hadir. Awasi audience yang datang, jangan sampai ada anak-anak dibawah umur yang dengan leluasa bisa melihat. Nantinya bisa mendatangkan masalah bagi anda.
  •  Lokasi pameran. Pilihlah lokasi pameran yang memang biasa digunakan untuk berpameran hasil-hasil karya seni. Hal itu berpengaruh bagi audience yang akan hadir. Biasanya dilokasi seperti ini orang-orang yang datang adalah orang-orang yang memang tau seni dan bisa menghargai karya seni.

Bagi anda yang baru terjun di dunia fotografi dan baru belajar untuk memotret nude, ada baiknya anda bertanya kepada para senior ataupun orang-orang yang lebih mengerti mengenai aturan-aturan yang ada didalam memotret nude. Agar nantinya tidak mendapatkan masalah.

Selamat berkarya...